Senin, 13 Juli 2009

....... kopi





Selasa 12 Agustus 2008, saya kirim e-mail ke salah satu kolega sesama alumni SMP yang getol minum kopi.Dia minta saya untuk cerita lepas tentang kopi. Dia mungkin bisa menjadi salah satu 'simpatisan' penggemar kopi. Ingin tahu cerita saya?Berikut ringkasannya:"Menurut banyak versi cerita (tale) kopi berasal dari Ethiopia, sebagian lainnya menyebutkan berasal dari Arab yang konon dikisahkan ketika Nabi Muhammad SAW sedang sakit oleh Malaikat Jibril dibawakan minuman yang berwarna hitam dan berefek menyembuhkan....dari sinilah kemudian minuman kopi menjadi popular, terutama sebagai icon acara-acara ritual kaum sufi karena mereka yakin dengan meminum kopi maka daya konsentrasi untuk menyelami ‘lautan tanpa tepi….’ bisa meningkat bahkan ketika melewati tengah malam. Kehadiran minuman kopi di tanah Arab sebagai counter budaya minuman khamar ini lalu disebutlah kopi sebagai ‘Arab Wine’atau qahwa. Dalam beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa oleh orang-orang Yaman-Arab kopi menjadi komoditi niaga ke beberapa Negara Eropa. Perdagangan pertama untuk komoditi kopi ini tercatat pada tahun 1604 di Venice, dari sini kemudian kopi dikenal di daratan Eropa. Terutama Belanda, Inggris, Perancis, Spanyol, Portugis,…..mereka lalu membudidayakan di negara-negara jajahan termasuk ke Indonesia. Tahun 1696, kopi berhasil dibudidayakan di Tanah Jawa oleh Belanda (dari sini kemudian banyak cerita seru (dan menyedihkan) tentang politik tanam paksa s/d advokasi-nya E. Douwes Dekker/Multatuli dengan bukunya Max Havelaar)…Kembali lagi ke abad pertengahan di Eropa…Kopi memang kemudian merubah wajah Eropa dengan berkembangnya banyak kafe sebagai tempat mendiskusikan isu-isu actual tentang social, dagang bahkan politik (kopi sudah menjadi icon peradaban bahkan kemudian melahirkan renaissance di Eropa…). Tercatat kafe yang pertama berdiri di Eropa adalah pada tahun 1555 di Konstantinopel (sekarang Istambul :red) oleh dua orang Syria. Perkembangan luarbiasa justru terjadi di Perancis, dimana jumlahnya mencapai 300 lebih pada abad 18 (esp di Paris), jumlahnya kemudian membengkak pada tahun 1850 menjadi 3000!!Salah satu kafe yang cukup melegenda di Perancis adalah kafe Regence yang dibuka pada tahun 1688-di tempat inilah Napoleon Bonaparte muda sering main catur,,,dan bahkan Lenin dan Karl Marx pun sering bertemu (mereka pusing karena belum juga ‘bertemu Tuhan’ padahal sudah sering minum kopi hehehe..) dan untuk discourse ttg ide-ide kolaborasi komunisme dan Pas Islamisme dari ‘Yang Terlupakan’ Tan Malaka…(!?) Sampeyan bener Pak Guru, bahwa dengan campuran robusta dan arabica (istilahnya blended) memang idealnya bisa menemukan racikan yang ‘top markotop’. Biasa disebut sebagai well rounded :aromanya masuk, rasanya masuk, teksturnya masuk, after taste-nya masuk…pokoke seperti mencapai fase ectasy …Kopi robusta secara umum karakternya agak pahit, full bodied, aromanya kadang spicy (terutama dari Jawa) sedangkan arabika : sangat aromatic (terkadang fruity, nutty, flowery dll), acidity-nya kuat, light body…Btw itu semua juga tergantung dengan tipe roasting seperti apa?mau dark, medium atau light roasting?Untuk sampai pada formula yang ‘pas’ memang cukup kompleks karena sangat subyektif untuk setiap orang dan bahkan secara teori menunjukkan bahwa proses penyangraian (roasting) itu ternyata ‘melibatkan’ lebih dari 900 jenis senyawa aromatic (istilahnya reaksi Maillard dan degradasi Strecker;red).Ringkasnya, sampeyan nek nggawe kopi iku nembe digiling langsung ‘di espresso’ (dijor banyu panas..) dan ojo sampek lebih dari 20-25 menit, kudu disruput (di-shoot :red) sampai tinggal ampase, nek wis ngono mengko tak ramal masa depane sampeyan dari pola ampase kopi…hehehe…nek jarene wong Turki : “Coffee should be black as hell, strong as death, sweet as love… (diterjemahkan secara bebas dalam versi Inggris). Nah bagaimana dengan sampeyan?"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Home Brewer

home brewer... Siapa takut? Ada pertanyaan, apakah dengan mempelajari citarasa kopi maka seseorang akan makin dijauhkan dengan pasan...